Melirik Budidaya Tambak Udang Vanamie di Pesisir Desa Sambilawang

  • Oct 01, 2021
  • sambilawang
  • BERITA, POTENSI DESA, LINGKUNGAN

Melirik Budidaya Tambak Udang Vanamie di Pesisir Desa Sambilawang Dilihat dari tipologi desa,Desa Sambilawang termasuk dalam jenis persawahan yang  mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani tambak. Salah satunya adalah dengan budidaya udang vaname/ vannamei. Udang vaname/ vannamei menjadi salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi dan bahkan bisa menghasilkan omset yang besar apabila dikelola dengan tepat. Budidaya udang vaname/vannamei di pesisir Desa Sambilawang dapat menjadi salah satu  usaha mikro yang dapat mewujudkan potensi lokal Desa Sambilawang di bidang pertambakan. Bududaya Udang Mahasiswa KKN IK IAIN KUDUS, pada tanggal 25 September 2021 melakukan kunjungan kepada salah satu petani tambak yang ada di Desa Sambilawang. Budidaya udang vaname/vannamei diawali dengan pembelian benur (bibit udang vaname),kemudian benur di diamkan kurang lebih 10 hari baru kemudian dilakukan penaburan benur di tambak. Penaburan benur dilakukan dengan cara benur dimasukkan dalam tambak bersama-sama dengan kantong/plastiknya yang masih tertutup hingga sekitar 30 menit sampai muncul embun pada kantong/plastik tersebut, kemudian kantong/plastik dibuka dan dibiarkan sekitar 1 jam lamanya untuk penyesuaian suhu. Kemudian setelah itu benur bersama airnya dituangkan kedalam tambak. Penebaran benih harus mempertimbangkan waktu yang tepat terutama pada saat cuaca panas dan hujan tidak berubah secara drastis karena hal ini akan berpengaruh pada Salinitas (kadar garam), Suhu dan Keasaman (pH) air tambak sebagai media hidup udang vaname/vannamei. Untuk perawatan udang vaname/vannamei biasanya diberi makan berupa pakan trimbel , dengan intensitas pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore hari. Jika dibandingkan dengan udang jenis lain Udang Vannamei memiliki daya tahan yang lebih baik, meski begitu tidak berarti tidak ada kendala pembudidayaan baik itu berupa hama/penyakit maupun kondisi lainnya yang menjadi penghalang. Faktor iklim sangat berpengaruh pada kehidupan Udang Vannamei. Berdasarkan pengalaman yang disampaikan dari petani tambak, ternyata kondisi hujan yang ekstrim lebat dan terus menerus tanpa diimbangi sinar matahari yang cukup akan berdampak pada banyak nya udang yang mengambang kemudian mati, begitu pula sebaliknya pada kondisi terik matahari yang terlalu panas terus menerus. Selanjutnya pemanenan udang vaname/vannamei  dilakukan setelah udang berusia kurang lebih 100-110 hari dari penebaran benur. Cara pemanenan dilakukan secara bertahap dengan cara tradisional yaitu menggunakan Jala Lempar dan pemasangan Jaring pada pintu air sambil dilakukan pengurangan air secara perlahan, hal ini dilakukan dengan harapan kondisi udang tetap terjaga kualitasnya dan tidak terjadi  pengelupasan kulit sampai selesai pemanenan.